Senin, 05 Mei 2008

CERITA HOT

KENAL DISKOTIK

Image Aku sebenarnya tidak suka dugem. Akan tetapi, karena malam itu temanku lagi Ultah dan dirayain di café yang menyatu jadi diskotik. Akhirnya aku masuk juga ke tempat dunia gemerlap malam ini. Aku datang ke diskotik itu bersama teman-temanku. Setelah acara ultah, dilanjutkan dengan dugem. Kata temen-temen, kebiasaan di party adalah tambah malam tambah ramai

Acara ultah dimulai sejak jam 8 malam tadi. Sekarang udah jam 10 malam. Ternyata yang datang sudah lumayan banyak. Kira-kira jam 12 malam, sudah banyak sekali orang yang disco, minum-minum dan merokok di smoking area. Pokoknya suasananya rame banget. Terus aku minum-minum bersama temanku di dekat barnya. Bar ini dekat sekali dengan tempat disco-nya, jadi sambil minum-minum dan ngobrol kita bisa mengecengin orang yang sedang disco. Temanku mengajakku minum, kuladeni tapi dia menyuruhku yang memesan minumannya.

Ada satu cowok yang memandangiku terus sejak lampu disco dinyalakan. Kemudia dia tersenyum saat aku menoleh padanya. Kupikir sama seperti pengunjung lainnya, maka aku segera larut dengan teman-temanku. Waktu aku akan ke toilet, aku melewati banyak kerumunan orang. Sesaat aku berhadapan dengan dia, dan dia menyapaiku “hai”. Kubalas “hai” juga sambil menganggukkan kepala. Saat aku kembali dari toilet, dia melambaikan tangannya ke arahku, agar aku mendekat ke mejanya. Dia bertanya namaku dengan mendekatkan ke telingaku. Nama pria ini Jericho, seorang akuntan di bank swasta. Suara musik yang berdetum detum membuat kita yang akan berbicara harus keras dan mendekatkan telinga.

Dia bertanya lagi tentang rumahku, namun kali ini bibirnya sengaja ditempelkan ke telingaku. Agak geli aku rasa. Aku sadar, dia sengaja menggodaku. Lalu dia bilang mau mengajakku jalan-jalan di luar. Dia menunjuk parkiran belakang diskotik, dekat baliho rokok. Aku mengiyakan, tanpa yakin aku akan memenuhi permintaannya. Beberapa menit kulihat dia sudah menghilang dan menuju keluar dikotik. Antara ragu dan takut, aku masih terhenyak di tempat dudukku.

Tapi sadar aku telah membuat janji dan tidak ingin membuatnya marah, aku melangkah keluar dan menemuinya di tempat yang ditunjuknya. Aku menoleh dan mencari lokasi yang digambaran. Lalu sekilas kulihat dia sedang memainkan HP sambil menungguku. Dia tersenyum lalu mengajakku ke mobilnya. Aku mengikutinya dan masuk ke mobilnya. Kutanya “Ini mau jalan kemana mas”
“Terserah kamu, mau kemana. Ada ide?”balasnya.
Akhirnya mobil berputar putar di jalanan, dan setelah 20 menit ga ada tujuan yang jelas, dia menawariku mampir di rumahnya. Ternyata rumahnya dekat sekali. Ataukah mungkin dia telah merencanakan mau mengajakku ke rumahnya, sehingga saat tai putar-putar dia mendekati jalan ke rumahnya. Setelah parkir di halaman, dia mengajak masuk ke ruang tamu. Dia menanyaiku mau minum apa. Ada banyak camilan di meja ruang tengah yang menjadi ruang santai, sekaligus nonton TV atau home theathre ini.

Aku ambil remote TV dan mencoba menyalakan. Ternyata yang kupencet remote home theathre. Dan alangkah terkejutnya saat kusaksikan tayangan adegan “last memory” dari VCD yang sedang diputar. Tiga cowok sedang mengerjain satu cewek secara bergantian. Lalu diantara cowok itu juga saling cium hingga saling mengoral satu sama lain. Antara vrasa penasaran dan risih, aku tetap menonton tayangan porno tersebut. Tidak terasa, rudalku menegang pertanda aku terangsang melihat tayangan tersebut.
Tiba tiba Jericho berdiri dibelakangku sambil membawa kopi panas. Aku panik dan malu. Tapi kepalang tanggung, aku terdiam terus menyaksikan tayangan di layar TV. Lalu sambil menonton, kami selingi dengan ngobrol-ngobrol. Ternyata ngobrol dengannya enak sekali sepertinya aku sudah mengenalnya sejak dulu. Akhirnya omongannya merembet ke arah gituan. Dia memancing mancingku tentang hubungan seks yang sudah aku lakukan. Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya dan mencium tengkukku. Aku kaget dan menepis wajahnya. Dia hanya tersenyum, dan berusaha tangannya meraih tanganku. “Gak Papa Malik, toh ga ada siapa-siapa”,bujuk Jericho.

Aku terhenyak, dan itu memberikan kesempatan Jericho memegang jendolan selangkanganku yang terus menegang sejak tadi. Sesaat kulihat di tanyangan TV, adengan dua pria sedang menghisap kontol pria yang lain, sementara sang cewek disodomi pria satunya. Woww…aku yang belum pernah menyaksikan adegan itu, hanya terhenyak. Tiba-tiba kurasakan ciuman telah mendarat di pipiku lalu turun ke leher sampai akhirnya ke bibirku. Bagai terkena jampi-jampi, aku hanya terdiam dan merasakan nikmatnya ciuman yang diberikan Jericho. Sementara tangan Jercho sudah mulai gatal. Dua tangannya berkelana. Pelan-pelan tangan kanannya menyelusup ke paha terus ke daerah selangkanganku. Dia mengusap usap jendolan di celanaku. Aku cukup menikmati benar elusanku. “Mmmh… mmh… ooohh… ohhh…” Setelah kira-kira 10 menit aku merasa CD-ku mulai agak basah.
Ternyata Jericho agresif sekali. Kedua tangannya memeluk leherku, terus kakinya ke pinggangku. Tangannya menjalar dan meremas-remas dadaku. Dia nampaknya semakin nafsu saja. Kurasakan dia seolah sudah tidak tahan ingin berbuat lebih jauh. Lalu dia membuka resleting celanaku dan melepas ikat pinggang celanaku. Kancing bajuku dilepasnya satu persatu hingga akupun telanjang. Celanaku ditariknya, hingga kini aku hanya memakai celana dalam saja. Lalu kulihat dia juga membuka baju dan celananya. Sekarang dia tinggal memakai CD G-String saja.

Lalu aku dipeluknya dari belakang sambil dielus-elusnya dadaku sambil terus menciumi leherku.
Aku jadi terangsang sekali. Lalu tangannya menyusup ke balik celana dalamku. Didapatinya bulu kemaluanku yang lebat nan hitam. Lalu dia singkap celana dalamku itu. Kemaluanku sudah tegang sekali. Dia melihat kemaluanku lalu mengelus-elus batang kemaluanku. “Oh… oh… mmhhh…” tidak berapa lama otomatis dia menghisap batang kemaluanku “Oh… yes… oh…” Mainan lidah dan mulutnya yang sudah professional itu membuat kemaluanku tegang sempurna. Sudah 10 menit kira-kira dia menghisap batang kemaluanku. Aku sudah hampir keluar tapi kutahan dan kusuruh dia berhenti.
Lalu dia menjilati dada dan puting susuku. Aku meringis kenikmatan. Kira-kira jilatinya sekitar 5 menit dadaku ini secara bergiliran kanan dan kiri. Terus dijilati dan dimainkan pula batang kemaluanku yang telah mengeluaran precum karena begitu terangsangnya. Aku yang hanya diam, dibimbingnya agar tanganku juga untuk menyentuh dia. Lalu dibimbingnya tanganku mengelus-elus pahanya, sedang tangan yang lain dibimbingnya mengelus-elus jendolan batang kemaluannya. Dia menikmati nikmatnya rabaan dan remasanku, “Mmmhhh… ooh… yes… baby… uuhh… faster… uhhh…” Setelah hampir 10 menit dia merasa terangsang hebat. Dia mencumbuku dan menciumi bibirku. Akupun akhirnya memalas permainan lidahnya. Seseali lidahnya terlepas dan menjilati telingaku.

Aku sudah seperti kemasukan setan, arena mengimbangi permainnya. Lalu dia mempercepat gerakan lidahnya. Akhirnya lidah itu turun ke leherku, lalu turun ke dadaku, ke perutku, hingga menjelujuri sejenak permukaan perutku yang dipenuhi bulu-bulu halus itu. Lalu turun mendapati bulu-bulu kemaluanku, dan turun menyentuh ujung kemaluanku. Ada rasa hangat dan licin saat lidah itu menyentuh kemaluanku.
Cairan putih kental pertnada aku terangsang hebat meleleh di ujung kemaluanku Jericho jilat cairan itu sampai habis. Lalu lidahnya menjelujuri batang kemaluanku, hingga srotum yang keriput keriput itu dikulumnya. Dua biji pelerku dikenyot kenyot dalam mulutnya. Ada rasa geli, sakit karena kena giginya dan rasa nikmat yang kurasakan. Lalu lidahnya berputar ptar dibawah buah skrotumku. Ada rasa nikmat yang membuatku melayang. Kata orang, bagian itu adalah bagian tersensitif dan ternikmatnya pria, seperti G-Spotnya lelaki. Aku terbuai oleh sapuan lidah Jericho di bagian tersembunyiku itu. Lama lidah it berputar putar di G-Spotku lalu pahaku sedikit diangkatnya dan astaga!!!! Lidah itu menjelajahi belahan pantatku. Dan dengan sedikit dikuaknya pantatku, lidah itupun menjelejajahi lubang anusku. Ada rasa sensasi luar biasa karena seumur hidupku tak pernah aku alami. Ada rasa geli, rasa malu dan rasa nikmat yang kurasakan membaur sehingga semua membuatku makin melayang layang merasakan nikmat persetubuhan sejenis ini.

Lalu Jericho kembali ke arah depan, kembali mengulum batang kemaluanku. Dikeluar masukkan batang kemaluanku ke rongga mulutnya, bahkan ditekannya batang itu hingga habis dan masuk seluruhnya ke mulutnya. Kurasakan rasa hangat tenggorokan Jericho, oleh karenanya kutekan-tekan batang kemaluanku lebih ke dalam lagi. Namun nampak air mata Jericho meleleh pertanda dia tersedak menahan batang kontolku yang memenuhi tenggorokannya. Selang berapa saat, batang kemaluanku terasa berdenyut denyut, seakan ingin memuntahkan magma panas spermaku dari dalam diiringi rasa nikmat yang tertahan. “Aku mau keluarr Jerrrrr”teriakku.
Dan ternyata teriakanku disambut dengan dilepaskannya batang kemaluanku dari mulutnya. Aku terkejut, karena rasa nikmat itu loenyap seketika. Aku agak kecewa, karena rasa yang mau melesak keluar itu, tertahan dan kini libidoku perlahan menurun lagi. Lalu Jericho berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke mukaku. Aku mencoba untuk meraih batang kontol itu. Kuciumi sekilas. Ada aroma khas penguh bercampur keringat yang begitu maskulin. Lalu kucoba julurkan lidahku dan menjilati batang kemaluan itu. Jericho memaksa mulutku terbuka dan aku menlumat batang kemaluannya. Kubuka mulutku dengan ragu, lalu Jericho melesakkan ujung kemaluannya ke bibirku. Kumasukkan perlahan dan kulumat habis. Tapi Jericho berteriak “Aihhh jangan kena gidi dah. Sakit neh”. Oupsss…aku masih belum mengerti, mengapa saat Jericho mengulum habis batang kemaluanku tadi tak kurasaan rasa sakit, tapi justru rasa nikmat seolah di mulut Jericho tidak ada giginya. Mungkin ada tekhnik khusus saat melakukan oral seks, sehingga kemaluan pasangan tidak sakit terkena gigi saat diisep.

Sesaat Jericho mengambil posisi akan menduduki perutku. Sementara tangannya memegangi kontolku dan dengan bantuan tangannya, kontol iru diarahkan ke lubang anusnya. Perlahan ujung kemaluanku melesak di belahan bongkahan pantat Jericho. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang anusnya yang sudah terangsang sekali, terus kumasukkan pelan-pelan, “Bless…” masuklah batang kemaluanku ke lubang anusnya, “Oh… mmhh…” aku tidak ada masalah memasukkan batang kemaluanku ke lubang anusnya, soalnya dia sudah terbiasa. Pelan-pelan kugenjot pantatnya sambil kuremas-remas punggungnya. Beberapa saat kemudian, tempo permainanku kupercepat. Dia meringis kenikmatan, kupercepat lagi, dia semakin agresif. Kira-kira 15 menit permainan kami berlangsung, dia bergetar keras dan kocokan tangannya pada batang kemaluannya semakin dipercepat. Akhirnya kemaluannya mengeluarkan cairan yang meleleh, namun tidak sampai muncrat. Setelah mengambil nafas sebentar, aku bilang mau ganti posisi doggy style. Terus dia menungging di dekat pinggir ranjang. Kuelus-elus pantatnya yang montok, kemudian kuarahkan kemaluanku dan memasukkan pelan-pelan. Tanganku mengelus-elus punggungnya, “Ohh… uuuh… uhh…” dia kenikmatan. Terus kugenjot lagi semakin cepat, dia mulai klimaks sekarang, “Ohh… ahhh… aaahh…mmhhh…aku..aku..mau….” dia bilangmau keluar, tapi aku masih bisa menahan punyaku.

Tapi aku merasa gaya yang tadi lebih enak. Aku rebahan lagi, lalu dia dengan posisi jongkok di atas badanku mencoba memasukkan batang kemaluanku ke lubang anusnya lagi. “Bless…” dia menggoyangkan pinggulnya dan pantatnya. Dia percepat goyangannya “Aahh… aahhh… ahh…” aku bilang bahwa aku sudah mau keluar. Dia menggenjot sebentar kemudian berdiri melepaskan kemaluanku dari lubang anusnya, terus dia mengisap batang kemaluanku dengan ganas. “Oh.. nikmat sekali…” Dia terus mengulum batang kemaluanku sambil tangannya sibuk mengocok kemaluannya sendiri. Akhirnya spermaku muncrat di dalam mulutnya, enak sekali rasanya. Dan disaat yang bersamaan, kemaluannyapun memuncratkan cairan spermanya an mengenai pahaku. Dia meregang regang saat semprotan demi semprotan spermanya keluar. Lalu dia membersihkan batang kemaluanku dengan lidahnya dan menjilati spermaku yang meleleh di batang kemaluanku sampai bersih. Sesudah permainan ini selesai, kita tidur dalam keadaan bugil.


MODEL PORNO

Image Aku seorang mahasiswa yang nyambi ikutan lomba-lomba model. Beberapa lomba kuikuti, namun seringnya hanya kekalahan yang kudapat. Mungkin belum beruntung, begitu hiburku. Bahkan di lomba fashion terakhir, di ruang ganti HP ku hilang. Sungguh sial!! Udah kalah, HP malah amblas diembat maling.

Akhirnya setelah mendapat masukan dari beberapa teman yang menyarankan aku ikut agency model, sekalian h kemampuan modelnya juga sekalian mencari tambahan uang. Kata temenku, meskipun kita menjadi anggota agency, jika ada job dan show, maka kita juga akan dibayar. Hitung hitung, biaya hidup sebagai anak kost bisa diperingan. Akhirnya, aku mencari-cari informasi tentang agensi model yang ada di Kota Malang ini. Dengan berbekal beberapa nomor telpon yang kudapatkan, akhirnya aku memberanikan diri telpon beberapa agency tersebut. Akhirnya jatuhlah pilihanku pada agency “Muda Bergaya” yang jaranya tidak terlalu jauh dengan daerah tempat kost-ku. Dengan naik taksi au berusaha mencari alamat yang diberikan saah satu staf agency tersebut. Aku sengaja tidak naik angkot, demi menjaga gengsiku. Namun ternyata lokasi agency tersebut tidak berada di pinggir jalan raya. Jadi sia-sialah au naik taksi sampai habis banyak tadi.

Setelah memencet bel pagar, ada dua cowok yang bertanya dan kujawab kalau akau sedang mencari info tentang agency model. Setelah dibukakan pagar, aku dipersilahkan masuk dan nampak olehku ruang sanggar tempat latihan agency tersebut.
Setelah menunggu beberap lama, lalu keluarlah seorang cowok yang lumayan tinggi, berkulit putih dan berambut agak panjang. Belakangan kukenali namanya Darmawan, asisten pimpinan agency. Dia mempersilahkan aku duduk di depan meja, sambil menanyai maksud kedatanganku.
“Namanya siapa Mas..?” katanya.angan yang tadi
“Sony, Mas..” kataku sambil melihat wajahnya yang ayu.
“Boleh lihat kartu identitasnya Mas..?” katanya lagi.
“Ini Mas..” kataku sambil menyerahkan KTP.

Lalu setelah melihat KTPku, dia menyalakan komputer untuk ngeprint form pendaftaran. Saat komputer itu menyala, nampak wallpaper omputer itu sosok tubuh atletis nan macho dengan pose yang sangat artistik. Lalu setelah form pendaftaran diprint, dia menyerahkan padaku. Aku mengisinya dan menanda tangani form terseut.
Selanjutnya, aku disuruh masuk ke ruang sebelah, ternyata ruang sanggar yang lebih luas dibandingkan ruangan yang tadi. Lalu muncullah Hanggoro, pemilik modelling tersebut. Lalu dia memperkenalkan diri, dan sekilas mengapati posturku. Setelah berbasa basi sebentar tentang jadwal dan peraturan agency akhirnya aku pamit pulang.
Keesokan harinya, sesuai jadwal aku datang ke sanggar agency tersebut. Tetapi rupanya aku salah membaca tanggal, karena yang betul adalah mash minggu depan jadwal untuk pemula sepertiku ini. Akhirnya aku ditemui Darmawan sang asisten. “Karena kamu terlanjur kesini, mending kamu ke ruang audiens. Mas jalan aja lurus, terus belok kanan.., nach disitu Mas masuk aja ya..!” katanya. Lalu aku pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh asisten tersebut itu.

Lalu nampak olehku Darmawan melambaikan tangan, dan langsung saja aku masuk ke ruangan audiens itu. Disitu ada 2 cowok tanggung, dengan baju 3/4. Satunya berambut cepak, sedang satunya berambut mohawk. Ruangan itu penuh dengan kain penutup yang menjuntai panjang. Sekilas aku nampak peralatan audio yang menggantung serta payung untuk kebutuhan foto studio. Mungkin ruangan ini ruang pemotretan, pikirku saat itu.
“Mas Sony ya..? Aduh gantengnya. Sudah pernah jadi model sebelumnya..?” katanya.
“Belum pernah Mas.. Saya baru aja datang dari Manado..” kataku lugu.
“Ooo.. sekarang coba buka baju dan celananya Mas ya..?” katanya.
“Lho kok pake buka baju segala sih Mas..? Emangnya ini mau diapain..?” kataku.
“Mas mau jadi model nggak..? Kalau mau jadi model, ya harus nurut..! Ya.., ayo cepet gih buka bajunya.. sini biar kami bantu.” katanya sambil terus menuju ke arahku untuk melepaskan bajuku, sementara temannya yang satunya melepaskan celana panjangku.

Lalu sekarang aku cuma memakai celana dalam saja. Aku sudah setengah telanjang di depan mereka berdua. Gundukan batang kejantananku di balik celana dalamku terpampang dengan jelas di depan mereka.
“Wow, besar juga ya kontol Mas. Mas Sony udah pernah ngeseks sebelumnya..?” tanyanya ketika melihat gundukan senjata kemaluanku di balik celana dalamku.
Lho..lho…apa apaan ini, kataku dalam hati. “Belum pernah Mas.. Emangnya kenapa sih Mas kok nanya yang gituan..?” kataku sambil memandang mereka yang kelihatannya tertarik dengan batang kejantananku yang lumayan besar.
“Begini Mas, kami mencari beberapa model yang masih ‘hijau’ pengalamannya, untuk event kami”
“Apa hubungannya Mas jadi model sama pengalaman.. Khan justru lebih banyak pengalamannya maka semakin bagus nantinya..” kataku.

“Kami hanya mencari cowok yang memiliki potensi”kata cowok yang berambut cepak.
Lalu dia mendekatiku dan seolah mengukur tinggiku. Lalu tangannya memijit otot lengaku dan meremas bagian gundukan kontolku. Oups…nih orang kurang ajar banget, kataku dalam hati. “Aku ada job mahal, kamu mau ga bermain di proyek film kami”tawarnya. Kalau mau, ini kamu terima cek untuk fee nya. Sambil menyodorkan cek bank dengan tertera nominal uang. Aku yang memang sedang butuh uang untuk membeli HP, langsung tertarik. Karena dua minggu tidak pegang HP rasanya seperti orang gila. “OK.. sebelum job dijalani, saya mau ngetest punya Mas.. ok..?” katanya sambil mendekatiku.
Dia memeluk tubuhku, menciumiku dan meraba-raba tubuhku. Dalam hati aku bergumam, gak mungkin aku bisa terangsang oleh rabaan sesama pria, karena aku bukan homo!!!. Sementara cowok yang satunya sudah melepas celana ¾-nya, dan nampak olehku betis dan pahanya yang penuh ditumbuhi bulu-bulu. Dada dan perutnya juga peuh dengan bulu. Woww…aku yang tadi bersumpah tidak akan terangsang, ternyata batang kejantananku menegang dan bertambah besar gundukannya di celana dalamku. Cowok yang satunya mendekat dalam keadaan setengah bugil, dan menggoyangkan tubuhnya sambil menempelkan pantatnya ke gundukan batang kejantananku. Ohh…kenapa batang kejantananku bertambah keras saja mendapatkan perlakuan seperti itu. Aku merasa aneh dengan orientasi seksualku sekarang ini.
“Mas Son, CD-nya dibuka ya..? Kasihan yang di dalam pengen ketemu temennya..” katanya sambil dipelorotkannya celana dalamku.

Seketika itu juga batang kejantananku berdiri dengan kokohnya bagaikan “Pedang Nagapuspa”.
“Aduh Mas.., kontolnya besar sekali.. eehhmm..” katanya lagi sambil mengurut batang kemaluanku.
Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dia terus dengan lembutnya mempermainkan kemaluanku. Lalu aku disuruh tidur telentang. Sementara aku tidur di lantai yang dingin, Mas itu dengan agresifnya terus mengulum batang kemaluanku.
Sementara itu cowok yang satunya yang baru saja selesai membuka pakaiannya, langsung saja mengangkangkan kakinya di atas wajahku. Kemaluannya yang teracung keras dan dikelilingi bulu lebat itu ditempelkannya di wajahku, lalu digeser-geserkan dengan irama lembut.
Lalu.., “Jilatin dong Mas Son.. eehhmm..” katanya memelas.
Akhirnya kudekatkan juga kepalaku ke batang kemaluannya. Tercium bau khas selangkangan bercampur keringat cowok. Lalu kujulurkan lidahku menjilati kemaluannya yang sudah bengkak itu. Dia mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Kulihat dia meremas remas dadanya dan memuntir-muntir sendiri puting susunya.
“Oh.. yess.., jilat terus Mas.., ohh.. yess..!” katanya sambil tangannya diangkat sebelah, sempat terlihat olehku bulu ketiaknya yang lebat sekali.

Cowok berambut cepak ini sungguh maniak sekali.
Beberapa saat kemudian dia meronta dengan kuat, “Aaahh.. ohh.. yess.. aargghh..,” lalu dia menjepit kepalaku dengan pahanya, lalu menekan tubuhnya ke bawah agar kepalaku menempel lebih kuat lagi ke batang kontolnya. Aku jadi susah bernafas dibuatnya. Dia tambah mengerang, sementara cowok yang satunya masih terus mengulum batang kejantananku yang tambah mengeras.
“Lagi Mas.. arghh.. sshh.. yah.. yah.. lagi.. oohh..” makin menggila lagi dia ketika aku mencoba mengulum ujung kontolnya dan memainkannya dengan lidahku di dalam mulut.
Aku memasukkan lidahku ke lubang keluar kecing di ujung kemaluannya. Ada cairan putih pertanda kontol itu terangsang berat mengalir dan menetes, sehigga dengan jilatan lidahku batang kontol itu benar-benar sudah basah. Tiba-tiba dia menjambak rambutku dengan kuat, dan menggerakkan badannya naik turun dengan cepat dan kasar. Lalu dia menegang, dan tenang. Saat itu juga aku merasakan cairan precum pertanda terangsang semakin banyak mengalir keluar dari kontolnya. Kujilati semuanya. Rasa asin kurasakan.

“Ohh.. God.. Bener-bener hebat kamu Mas Son.. ahh.. ena banget kulumanmu.. shitt..!” dia rebahan di sampingku.
Aku hanya tersenyum, lalu cowok berambut mohawk yang tadi mengulum batang kejantananku kini mulai mengangkangkan kakinya di atas senjataku. Dan, “Bless..” dimasukkannya batangku pada lubang anusnya yang hangat.
Dia pun mulai menggoyangkan tubuhnya perlahan-lahan. Pertama dengan gerakan naik turun, lalu disusul dengan gerakan memutar. Wah.., cowok yang satu ini begitu bernafsu sekali. Lubang anusnya memang kurasakan masih sangat sempit, makanya dia juga hanya berani gerak perlahan-lahan tetapi teratur.

Dengan posisinya itu, cowok berambut mohawk itu terlihat sangat seksi, kontolnya tergantung sangat menantang bergetar getar mengikuti gerakannya. Aku dengan posisi setengah duduk berusaha untuk menghisap dan menjilati tetek dadanya. Dia mengerang dan gerakannya bertambah cepat, jariku berusaha meraih batang kontol yang tergantung dan berguncang guncang itu. Sementara itu cowok yang berambut cepa, bangkit dan berjongkok di depanku sehingga kontolnya tepat di mukaku. Sambil kujilati batang kontol itu, dan kuraba-raba perut dan skrotumnya. Sesekali jari-jariku menjelajahi bongkahan pantatnya dan berusaha enusuk ke lubang anusnya yang saat ini menganga karena posisinya yang sedang berjongkok. Dengan mudah aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang pantatnya. Cairan liur dan ludah dari kulumanku pada penisnya menetes membasahi lubang pantatnya. Jari tanganku juga kulumuri dengan ludah dan liur itu sehingga kini terasa sangat licin. Aku mempermainkan jariku mengikuti irama turun naik badannya, dia terlihat menikmati sambil melempar kepalanya ke belakang.
Dia kemudian mengerang, “Ooocchh.. aachh.. yess..!”

Aku mencoba memasukkan jari kedua ke dalam lubang pantatnya, dan berhasil dengan mudah, lubangnya basah dan mulai relaks menerima benda asing. Dengan dua jari memasuki lubang pantatnya, dan batang kejantanannya yang kujilati dan kuhisap-hisap, dia setengah berteriak bilang, “Mas Son.., aku mau keluar.., ohh.. yess..!”
Dia berhenti naik turun dan menekan pantatnya keras-keras ke pangkal batangku. akibatnya mulutku penuh sesak oleh batang kontol berwarna coklat muda itu. Tidak lama kemudian, terasa batang kemaluannya berdenyut denyut seolah ada yang ingin melesak. Dia mengerang dengan keras sambil memelukku dengan kuat. Reaksi dari itu, terjadi pijitan yang keras pada lubang anusnya pada batang kontolku. Dinding anusnya seolah berkontraksi meremas-remas batang kontolku. Sesaat aku tidak dapat menahan diri dan bilang ke dia kalau aku juga akan keluar.
“Please.., give it to me, I want to feel it inside me..” katanya menjawab desahanku tadi.
Semprotan spermaku terasa sangat kuat dan banyak sekali di lubang pantat cowok berambut mohawk. Semprotan dengan pijitan dinding anus yang terasa hangat dan berkedut-kedut. Dan bersamaan dengan semprotan spermaku itu, dia bilang, “Aku juga mau keluar Mas Son.., oocchh.. it so goodd..”

Pantatnya ditekan keras-keras ke bawah, seakan-akan batang kejantananku kurang dalam memasuki liang anusnya.. Terasa batang kemaluanku di dalam dibatasi oleh dinding anusnya yang terus berkedut kedut. Dengan tetap memeluk tubuhku, dia mengoyang goyangkan pantatnya. Sementara tangaku dipaksa memeluk tubuhnya. Aku rasakan ada gesekan diperutku, ternyata batang kontolnya yang tegang dan mengeras itu mengesek-gesek dan terjepit diantara pelukan dua tubuh. Lalu aku rasakan kontol yang terjepit perutku itu berkedut kedut dan akhirnya menyemprotkan cairan hangat yang membasahi perutku. Wow…tanpa diapa-apain, kontolnya ternyata bisa mencapai klimaks juga. Lalu kami rebah bersamaan ke tranjang dengan kaki cowok mohawk ini masih tetap melingkar di pinggangku dan penisku tetap berada di dalam lubang anusnya.
Wajah, mata, dahi, hidung, pokoknya seluruhnya habis diciumi oleh cowok berambut mohawk itu sambil berkata, “Terima kasih Mas.. Mas Sony memang perkasa.”
Melihat aku sudah selesai dengan temannya yang sudah lemas itu, cowok berambut jabrik mulai beraksi. Setelah selesai membersihkan batang kejantananku, cowok ini langsung menjilat batang kemaluanku lagi. Dengan tetap bersemangat, batang penisku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Batang kemaluanku yang baru menyemprotkan sperma itu nampak masih lemas. Namun dengan kuluman dan pijatan lidah cowok berambut cepak ini, perlahan gairahku muncul lagi. Rasa geli pada batang kontolku begitu hebat dan aku paksakan agar kontolku kembali mengeras dalam sekejap. Aku lesakkan batang kontolku hingga mulut pria berambut cepak ini penuh dengan kontolku. Rupanya cara ini ampuh, karena dengan cepat batang kejantanku menjadi keras lagi, dan dia berkata, “Mas Son, please fuck me from behind.”
Dia terus membelakangiku, dan pantatnya terlihat merekah dan telah siap untuk aku sodomi. Sebelum aku memasukkan batang kemaluanku, kujilat dulu pantatnya agar ludahku keluar sehingga jariku bisa kulumuri dan bisa masuk ke lubang anusnya. Kedua jariku kutekan dalam-dalam ke lubang pantatnya sambil kugoyang-goyangkan di dalamnya agar dia sedikit rileks.

Dari ujung penisku terlihat cairan menetes dari lubangnya. Campuran sperma dan precum pertanda kontolku memang sedang terangsang hebat lagi. Kuarahkan penisku ke lubang anusnya, dan menekan ke dalam dengan perlahan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari penisku dan lubang anusnya. Dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini. Dia kemudian berdiri dan bersandar ke dinding sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas, dari bawah lubang pantatnya terlihat agak merah dan basah.
“Ayo Mas.., masukkan kontolnya.. please now.” katanya sudah tidak sabaran.
Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan penisku ke lubang anusnya. Dengan posisi ini aku bergerak memasuk-keluarkan penisku dengan hentakan hentakan penuh. Hentakan yang melesakkan seluruh batang kontolku menghunjam lubang anusnya tanpa hambatan. Kulihat cowok berambut cepak ini begitu menikmat tiap hentakan sodokan kontolku. Setiaphentakan kontolku, diiringi desisan dan erangan kenikmatan dari bibirnya.
Sambil memeluk tubuhnya dari belakang, aku berkata, “Mas aku mau dikeluarin lagi, kita bisa keluar bersama-sama Mas.. ohh.. yess..!”

Lubang anusnya serasa diperkecil dan efeknya memijati penisku. Lalu kuperkeras sodokan dan hentakan kontolku menghajar lubang anusnya. Kurasakan rasa hangat diujung kontolku, mungkin mengenai dinding usus cowok ini. Lalu kutarik kontolku setengah, kuambleskan seluruhnya. Lalu kutarik sampai lepas, dan kumasukkan dengan sekejab Bless..blesss…kontolku terus memompa dan menghunjami lubang anusnya. Lalu ketika ritme sodokan itu semakin sering dan kontolku terasa panas, rasanya aku akan mencapai klimaks. Lalu kubilang padanya agar secara bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan itu. Sungguh aku masih dapat juga keluar lagi, walaupun tadi sudah keluar. Dan yang kali ini sama enaknya, karena semprotannya lebih keras namun spermanya lebih encer. Kucabut batang kontolku dari anusnya, dan kusemprotkan cairan spermaku pada semprotan yang kesekian di luar anusnya. Namun cowok berambut cepak ini berbalik arah dan menyambut seprotan spermaku ke mulutnya, sambil tangannya sibuk mengocok kontolnya sendiri hingga cair sperma itu muncrat membasahi lantai dan perutnya. Aku merasa sangat lemas, karena dalam waktu singkat keluar 2 kali dalam satu ronde.
Lalu kulihat pria berambut mohawk berdiri dan keluar ruangan lalu mematikan kamera dari balik jendela kaca. Ups…rupanya adegan tadi direkam untuk video porno.


BERMAIN DILDO

Image Hari ini adalah hari pertama saya datang ke kota Malang, karena besok pendaftaran ulang bagi mahasiswa baru (maba) sudah dimulai. Jadi sekalian perkenalan dengan kampus yang menjadi pilihan kedua saat UMPT, juga mencari tempat kost. Oh ya, nama saya Jeffry dan saya saat ini akan kuliah di salah satu PTS di Kota Malang ini.

Saya berencana menaftar ulang besok pagi saja. Hari ini saya akan konsentrasi mencari tempat kost. Sesampainya di rumah teman, saya langsung minta antar ke daerah tempat kost yang dekat dengan calon kampus saya. Baru masuk ke kompleks jalan kerto-kertoan, saya mendapati tulisan menerima kost pria. Rumah JL Kertohardian No 12 H bercat kuning dengan 4 lantai. Saya memencet bel dan keluarlah seorang pria paruh baya. Setelah itu pria ini segera membawa saya untuk masuk dan mengenalkan tempat kostnya.

Setelah di dalamnya pria paruh baya itu segera menerangkan keadaan rumahnya, rumah ini terdiri dari 4 tingkat. Tingkat 2 sudah ada penghuninya yaitu dua pasang suami istri yang juga mahasiswa S2, Ada 2 mahasiswa lain kampus menyewa di lantai 2. Lalu ada 3 orang mahasiswa dari luar pulau yang menghuni tingkat 4 yang terdiri dari 4 ruangan kamar 3×2 meter. Lalu dia menunjukkan kamar yang masih kosong. Ada 4 kamar yang ada di lantai 4 tersebut. Setelah membanding bandingkan, saya tertarik dengan kamar yang menghadap ke arah tempat jemuran.
Lalu setelah menanyakan harga sewa serta fasilitas lain yang bisa dinikmati, saya berpamitan. Seharian itu saya telah melihat 10 lokasi kost yang lain di daerah tersebut. Namun rupanya, saya lebih tertarik dengan rumah di JL Kertorahardian tersbut. Akhirnya saya kembali ke rumah itu dan menyatakan tertarik untuk kost di situ, dan langsung memberi uang muka. Besoknya saya langsung membawa koper saya dan masuk ke kamar saya di lantai 4. Setelah selesai menata kamar seperlunya, lalu saya pun keluar kamar dan berkenalan dengan para mahasiswa penghuni kost tersebut. Malamnya ketika kami sedang menonton TV (yang di letakkan di tingkat 3) tercium oleh saya wangi parfum yang sangat mengoda. Ternyata seorang pria yang kemaren sekilas saya lihat. Pria ini saya taksir berusia sekita 35 tahun naik ke atas dan dialah yang menghuni kamar di tingkat 3 ini.

Lalu saya pun segera berkenalan dengannya dan dia bernama Andreas, tapi dilihat dari bentuk tubuh dan wajahnya dia tak beda dengan pria usia 20-an. Wajahnya terlihat sangat manis belum lagi otot tubuhnya yang terbentuk bagus. Sungguh membuat saya menelan ludah. Lalu saya tahu dari ketiga temen kos saya yang lain, kalau Mas Andreas ini bekerja di salon dan mungkin saja dia seorang gay atau homoseks, lalu saya mengangguk tanda mengerti.
Tak terasa saya sudah tinggal di kost itu hampir 2 minggu dan kalau di pagi hari rumah itu selalu kosong karena selain ketiga teman baru saya itu kuliahnya pagi, Mas Andreas juga selalu keluar rumah dan sepasang suami istri yang kuliah S2 itu juga jarang pulang ke rumah ini. Singkatnya kalau pagi hari saya selalu sendirian, dan pagi ini saya bangun tentu saja suasana sunyi senyap dan saya melihat keluar jendela yang menghadap ke tempat jemuran. Tampak oleh saya, dijemur celana dalam G-string yang berwarna hitam dan tentu saja saya tahu kalau itu adalah celana dalam Mas Andreas. Saya bermaksud keluar kamar untuk melihat CD itu, tapi baru sampai di pintu saya melihat Mas Andreas Cuma memakai handuk. Rupanya baru saja selesai mandi.
“Lho baru bangun yach?” lalu saya mengiyakannya dan bertanya, “Mas Andreas nggak kerja hari ini?” dan dijawab, “Nggak, malas tuh,” dan saya segera masuk ke kamar saya dengan perasaan was-was lalu tak berapa lama kemudian terdengar pintu kamar saya diketuk, dengan perasaan berdebar saya membuka pintunya. Tampak di luar Mas Andreas dan dengan mata tajam Mas Andreas berkata, “Boleh saya masuk? Saya ingin bicara sama kamu,” dan saya pun membiarkan Mas Andreas masuk lalu Mas Andreas masuk dan ngobrol dengan saya.

Awalnya saya agak risih dan canggung ngobrol dengan Mas Andreas ini, karena omongan dari teman-teman yang lain Namun ternyata setelah beberapa kali ngobrol, saya mempunyai pendapat lain dan berbeda tentang kepribadian Mas Andreas. Dia cukup menarik, lucu dan humoris serta royal. Selalu ada saja makanan yang dibawa saat bertandang ke kamar saya, ataupun saya diberi makanan camilan saat ngobrol di kamarnya.
Suatu waktu, saat aku dan Mas Andreas ngobrol di kamarnya. Sesaat ada telpon masuk. Lalu Mas Andreas pamit dan minta izin menerima telp. Rupanya telpon agak lama. Saya yang bengong, iseng melihat-lihat sekeliling kamar Mas Andreas. Ada banyak majalah pria berserakan. Lalu saya melihat ada asbak berbentuk penis. Ada kayu ukiran juga berbentuk penis. Hal yang mengejutkan saya, ada penis terbuat dari lateks atau silikon, berwarna bening yang dibungkus kondom. Sedang satunya berwarna hitam legam, tanpa kondom. Dengan penuh rasa ingin tau, aku berusaha meraih penis-penisan tersebut. Saat sedang mengamati benda itu, tiba-tiba Mas Andreas masuk. Aku kaget setengah mati. Begitu juga Mas Andreas nampak terkejut.

“Ini apa mas. Kok dibungkus kondom segala”,tanyaku polos.
“Oh…ini aksesoris saja”jawab Mas Andreas.
Lalu diambilnya benda itu dan ditaruhnya di dalam lemari. Tapi sekilas saat Mas Andreas membuka lemari, aku melihat beberapa majalah GAY dan ada gambar cowok yang sedang dianal. Aku memperhatikan gambar itu, dan dengan penuh ragu aku bertanya “Mas, suka koleksi majalah pria ya?”tanyaku.
“Iyah”, jawab Mas Andreas.
“Boleh saya melihat majalah yang di lemari itu?”, tanyaku
“Oh silahkan”, balas Mas Andreas sambil memberiku beberapa majalah tersebut.
Agak kaget dan terkejut juga aku membuka majalah dengan gambar gambar dua pria telanjang dan melakukan hubungan seks sejenis. Antara perasaan aneh dan ingin tahu, saya buka lembar demi lembar di majalah itu. Namun tak terasa, batang kemaluan saya tiba-tiba berdiri melihat beberapa gambar erotis itu. Karena hanya memakai celana pendek, tentu reaksi pada kemaluan saya ini dapat terlihat oleh Mas Andreas. “Lho, kamu terangsang ya?”tanya dia tiba-tiba.
Aku kaget dan menahan malu, kurapatkan pahaku menutupi jendolan di selangkanganku yang menonjol.
“Gapapa, berarti kamu punya ketertarikan juga. Ga ada yang salah kok. Karena setiap manusia itu dilahirkan biseks. Bisa tertarik dengan pria dan tertarik dengan wanita”, ujar Mas Andreas berteori.

Lalu Mas Andreas tersenyum dan berkata, “Apa kamu pernah melakukan hubungan seks?”
Dengan gugup saya menjawab “Belum pernah”
“Oh..untuk cowok remaja seusiamu, kebanyakan cowok udah pernah mengalami. Minimal saling onani dengan temennya”jawab Mas Andreas.
Hatiku bertanya tanya, oh ya? Benarkan?
“Apakah kamu mau nyoba? Kalau mau, aku bisa ngajari”,pancing Mas Andreas. Aku terdiam saja.“Nggak kok, saya bercanda. Tapi kalau kamu nggak mau yach sudah, Mas mandi dulu,” sambil Mas Andreas membalikkan badannya.
Tapi saya segera menarik tangannya dan terdiam lagi.
“OK. Sekarang begini saja” ujar Mas Andreas sambil tangannya menutup pintu kamarnya. Dia membuka lemari dan mengambil VCD boep, lalu disetel di DVD player. Aku terdiam mengamati apa yang disetel Mas Andreas. Rupanya VCD bokep cowok-cowok.

Aku terhenyak menyaksikan adegan demi adegan di laar TV itu. Kurasakan kontolku semakin keras pertanda kau terangsang berat. Lalu perlahan kurasakan tangan mas Andreas menyusup dan memegang jendolan di selangkanganku. Aku terkejut dan berusaha menepis tangan itu. Mas Andreas tersenyum dan berusaha meraih jendolan kontolku yang terbungkus celanaku. Aku terdiam saat tangan Mas Andreas meremas batang kontolku. Aku merasakan getaran listrik yang menyengat.
Kemudian Mas Andres mendorong tubuh saya untuk merapat di dinding, dan kemudian tangan dia mulai bergerilya di daerah sensitif saya. Saya begitu terangsang dan menikmati sensasi dari rabaan tangan itu.Tak lama kemudian mas Andreas mengeluarkan batang kontol saya dari celana. Aku agak malu-mau. Tapi rupanya diimbangi olehnya dengan segera membuka baju dan meraih tangan saya untuk meraba raba jendolan di celananya. Karena tak sabar Mas Andreas segera memasukkan tangan saya ke dalam CD-nya dan menyentuh kemaluannya. Mas Andreas mendesah “Uuh.. geli Jeff.. tapi nikmat sekali.. terus.. enak sekali.. uh.. ah..” Lalu tak lama kemudian kemaluan Mas Andreas sudah mulai menegang. Karena sudah terangsang maka Mas Andreas segera mendorong tubuh saya ke tempat tidur dan dengan segera Mas Andreas memeloroti celana saya dan CD saya, lalu dengan pelan dia menjilat kepala kemaluan saya yang sudah menegang itu kemudian memasukannya ke dalam mulutnya. Batang ontol saya dikulumnya hingga masuk semuanya ke dalam mulutnya. Mas Andreas mulai menghisapnya seperti menghisap es batangan. Tanpa sadar karena keenakan saya mendesah, “Uh.. enak sekali Mas.. isap terus Mas.. jangan berhenti..!” Lalu tangan saya mulai menjambak rambutnya dan menekan kepalanya terus, sedangkan kaki saya mulai menegang karena keenakan, lalu Mas Andreas menghentikan kegiatannya.

Kemudian Mas Andreas mulai membuka celananya dan tampaklah oleh saya batang kontolnya yang terbungkus celana G-String yang unik sekali. Tampaklah oleh saya pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Batang kontol berwarna kecoklatan, dengan rimbunan rambut kelamin yang lebat, dan bulu-bulu yang hampir menutupi sekujur tubuh Mas Andres. Batang kontol itu teracung keras dengan urat-urat yang jelas disekujur batangnya dan sungguh membuat saya menelan ludah.
Lalu Mas Andreas naik ke atas tubuh saya, dan dalam posisi jongkok kemudian mengarahkan batang kontolnya ke mulut saya. Saya merasa risih dengan kontol itu dan hanya menutup mulutku rapat-rapat. Tapi aksi Mas Andreas masih terus dengan menggeser geser bantang kontolnya ke wajah dan hidung saya. Ada aroma khas lelaki yang sangat khas dan justru membuat darah libido kelelakian saya bangkit.

Lalu mas Andreas turun dan tangannya meraih batang kontol saya. Kembali dilumuri batang kontol saya oleh jilatan jilatan lidahnya. Kuluman dan jepitan dua bibirnya yang mengeyot membuat syaraf kontol saya tertarik dan merasakan geli campur nikmat. Sambil terus dikocok oleh tangannya, ujung kepala batang kontol saya dihisap hisapnya. Ada sejuta aliran listrik kurasakan saat lubang keluarnya kencingku dijilat-jilat oleh ujung lidah Mas Andreas.
Lalu Mas Andreas bangkit mengambil dildo yang terbungkus kondom tadi. Dengan diolesi pelicin KY-jelly, dildo itu dipegang tangan kirinya. Lalu Mas Andreas jongkok lagi dan mengulum kontolku lagi. Sementara tangannya sibuk mengubek ubek lubang anusnya sendiri dan mengarahkan dildo itu ke lubang pantatnya. Aku hanay terdiam melihat aksi yang dilakuan Mas Andreas. Lalu dia bertanya “Kamu pengen ngerasain ini juga ga?”

Belum sempat aku menjawab, benda berbentuk penis itu telah diarahkan ke lubang pantatku sambil kontolku terus dihisap hisapnya. Aku merasakan sesnsasi yang aneh, saat ujung benda berbentuk penis itu menyentuh lubang anusku. Ada rasa sesa saat benda itu berusaha menerobos dinding anusku. Tetapi dilain pihak, kurasakan jutaan watt aliran listrik mengalir dari lubang anusku yang bercampur rasa nikmat tak terkira. Aku pasrah dengan apa yang dilakukan Mas Andreas. Sesaat aku merasakan batang kntolku berkedut kedut dan bergetar, seakan ada yang mau keluar. “Mass..aku rasanya mau kelua”ujarku.
Dengan spontan Mas Andreas menghentikan kuluman pada bantang kontolku. Dia menarik nafas dalam-dalam lalu dengan perlahan dildo yang sudah separuh masuk di lubang anusku dilesakkan hingga hampir terbenam semuanya. Lalu Mas Andreas naik ke perutku dan mengolesi batang kontolku dengan pelicin tadi. Sesaat dia mengambil posisi menduduki batang kontolku dengan mengarahkan kontolku ke belahan pantatnya.

Begitu lubang anus Mas Andreas tersentuh ujung kontol saya. Saya dan Mas Andreas menjerit pelan bersamaan, “Uuh..” dan dengan pelan Mas Andreas menekan lubang anusnya ke bawah sehingga kepala kemaluan saya amblas ke dalamnya. Memang tidak terlalu susah batang kontol saya yang 17 cm itu masuk, karena jepitan dinding anusnya kurasakan sudah tidak terlalu sempit. Ada rasa hangat kurasakan pada batang kontol saya. Lalu Mas Andreas berteriak, “Aduh.. enak sekali.. sungguh terasa nikmat,” dan saya tak hentinya menjerit, “Terus Mas.. nikmat sekali lubangnyaterus Mas..” lalu Mas Andreas makin menekan turun tubuhnya dan tak lama kemudian maka masuklah seluruh batang kemaluan saya yang termasuk ukuran besar itu ke dalam lubang anusnya. Kemudian tubuh Mas Andreas segera menimpa badan saya dan berteriak, “Aduh nikmat sekali.. uh.. aduh.. uh.. ahh..” Lalu dia bergerak gerak sambil meraba raba dada dan memelintir kedua putting saya. Sejenak, Mas Andreas berputar dan membelakangi saya. Kini puggungnya ada di depan saya. Mas Andreas membelakangi saya dan segera dia meraih dildo yang masih menancap di lubang anus saya.

Ejakulasi saya yang sempat hampir mencapai puncaknya tadi, terlupakan oleh aksi duduk Mas Andres pada batang kontol saya. Lalu digerakkanya dildo yang menancap di aus saya. Kurasakan sensasi yang sangat luar biasa, karena kontol saya menusuk-nusk lubang anus Mas Andreas yang terasa hangat. Sementara lubang anus aya disodok-sodok oleh benda kenyal berbentuk penis. Saat putaran dan dorongan dildo penis itu beriringan dengan goyangan pantat Mas Andreas, badanku bergetar dan serasa melayang ke awang-awang karena rasa yang tak dapat kugambarkan dengan kata-kata.
Setelah istirahat hampir 5 menit lamanya Mas Andreas mulai bangkit dan batang kemaluan saya tentu saja masih di dalam lubang anusnya. Lalu Mas Andreas mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur sambil tangannya menopang pada tubuh saya dan terdengar suara tubuh kami berbenturan, “Piak pret piak..” dan dengan gerakan yang liar Mas Andreas menaiki tubuh saya dan sambil terus menggoyang tubuhnya dan terus berpacu untuk mencapai puncak kenikmatan dunia dan terus mendesah, “Uuh.. ah.. ah.. nikmat sekali.. uh.. ah..” Sedangkan tangan saya tak hentinya memijiti punggungnya sambil kucengkeram saat rasa nikmat itu menerpa.

Lalu sesudah hampir 10 menit Mas Andreas berkata, “Saya mau sampai..”
Saya pun berkata, “Saya juga Mas.. tahan sebentar lagi..”
Tak lama kemudian terdengar Mas Andreas menjerit “Uuh.. saya sampai.. uh..”
Dan saya juga merasa bendungan saya sudah jebol dan mendesah, “Uh.. saya juga.. nikmat sekali.. ahh.. enakk..” dan terasa adanya cairan hangat keluar dari kemaluan saya dan menyembur nyembur di lubang anus Mas Andreas. Begitupun kurasakan sperma Mas Andreas menyembur dan menyemprot mengenai paha dan kaki saya. Lalu Mas Andreas berbalik arah menghadap saya dan jatuh lemas di tubuh saya. Sedangkan kemaluan saya juga belum dicabut keluar dari lubang anusnya. Mas Andreas tersenyum sambil berkata, “Nikmat sekali Jeff.. kamu hebat dech..” dan saya berkata, “Sekali lagi dong Mas.. yach..! Kita ganti posisi” tapi Mas Andreas berkata, “Lain kali aja yach, Mas capek..’ Lalu saya mengiyakannya dengan sangat kecewa.


PELAJARAN TAMBAHAN KEPONAKAN

Image Karena studyku tidak kunjung kelar. Sementara tiap bulan aku selalu minta tambahan uang kiriman. Maka aku diultimatum ayah untuk melanjutkan kuliah di kota kelahiranku, yaitu kota Malang saja. Memang kuliahku berantakan karena aku terjerumus ke pergaulan bebas kota metropolitan, sehingga tidak memperdulikan studyku.

Setelah mengurus semua surat-surat kepindahan dari Kota Jakarta, pindahlah aku ke kota Malang dan mendaftar di salah satu perguruan tinggi swasta. Di kota Malang, aku tinggal di rumah budhe dari ayahku. Budhe mempunyai 3 orang anak cowok. Anak pertama bernama Dion, umurnya 16 tahun. Anak kedua bernama Ferdian berumur 13 tahun. Anak ketiga bernama Galih berumur 11 tahun. Walaupun mereka bertiga masih ABG tetapi tubuhnya bongsor dan sehat, mungkin karena gizi dan hormon yang berlebihan.Untuk singkatnya, aku mulai dengan pengalaman bersama Dion yang berumur 16 tahun dan baru duduk di kelas I SMU. Pada suatu siang, kami berdua belajar di ruang keluarga.

Kebetulan jika ada waktu lowong, ketiga ponakanku ini sering minta diajari mengenrjakan PR atau dibimbing pelajaran yang kurang dimengerti. Aku sebagai kakak ponakan yang telah mengenyam bangku kuliah, dengan senang hati membimbing dan mengajari pelajaran yang mereka kurang mengerti. Aku suka sekali mengajari dan membimbing para ponakanku ini. Karena mereka baik-baik, penurut.
"Om.. tolong pijatin dong betis kakiku, capek nih tadi habis olah raga di sekolah," kata Dion tiba tiba.Wah… kesempatan datang nih pikirku. "Ayo.. kamu tengkurap di sofa aja ya?" jawabku kegirangan karena merasa mendapatkan kesempatan.Kemudian Dion telengkup di sofa dan aku duduk di ujung sofa, telapak kakinya kuletakkan di atas pahaku dan aku mulai memijat kakinya. Dengan pelan dan penuh perasaan, aku mulai memijat dari pergelangan kaki terus naik ke atas betis, bergantian kaki kiri dan kanan. Ketika aku asyik memijat betis kaki kanannya, tanpa aku sadari telapak kaki Dion menempel sesaat di kemaluanku dan kontan darahku mengalir kencang serta kemaluanku menjadi keras. Aku perhatikan Dion, apakah dia sengaja atau tidak sengaja, tetapi dia santai saja. Kemudian aku teruskan memijat betisnya dan kejadiannya berulang lagi, karena sekali ini aku yakin Dion sengaja, maka aku nekat menarik telapak kakinya dan menempelkannya di kemaluanku, ternyata Dion diam saja dan hal ini bagiku merupakan lampu hijau.Kurasakan Dion merespon, telapak kakinya menekan-nekan halus kemaluanku dan ini membuat kepalaku mulai sakit karena nafsuku mulai naik.

“Dion.. kita pindah ke kamar kamu yuk.., supaya lebih rileks,” kataku penuh dengan harapan.
“Wew..kenapa? Kenapa ga disini saja”jawan Dion
“Ups…aku salah sangka neh.”pikirku.
“Disini ga enak. Ayo di kamar kamu saja, boar Om bisa sambil liat VCD atau dengerin mp3,”jawabku sekenanya.
“Boleh lahh..,” kata Dion, dan ini membuatku kegirangan.
Setelah di dalam kamarnya, Dion langsung telungkup di atas ranjang dan aku mulai melanjutkan pijatanku. Sebelumnya aku ke kamarku duu, mengambil VCD di dalam tasku. Lalu sesampai di kamar Dion kuhidupkan VCD bokep itu. Aku teruskan memijit Dion sambil melihat tayangan dari VCD. Saat pertengahan CD, ada adegan cowok yang merintih-rintih saat dioral cowok dan cewek bersamaan. Memang aku sengaja menyetel VCD threesome, dua cowok dan satu cewek. Aku lihat reaksi Dion yang mengintip apa yang sedang aku setel di VCD playernya. Ternyata Dion tidak protes, malah semakin konsentrasi melihat VCD porno itu. Aku mulai lebih nekat, sambil memijat betisnya, telapak kakinya kutempelkan di kemaluanku dan Dion masih terdiam saja.

Aku yang terangsang melihat VCD porno itu, semakin tidak terkontrol. Telapak kakinya kugeser-geser dan di arah selanganganku. Rupanya Dion bereaksi dan langsung menekan-nekan halus. Wajahku mulai terasa panas dan nafasku pendek-pendek, aku mulai horny tetapi aku harus sabar dan tidak boleh terburu-buru, takut Dion shock dan menyebabkan semuanya berantakan. “Om ini kenapa? Kok kayaknya ada yang mengeras”,tanya Dion. Aku diam saja tapi dengan perlahan, aku melepaskan celana panjangku dan kini hanya mengenakan celana saja.
Ketika merasakan benda asing yang mengeras, Dion tampaknya agak kaget dan terdiam sebentar, tetapi tidak lama kemudian dia mulai menggerakan telapak kakinya kembali. Mungkin dia merasakan perbedaan celana jins yang kupakai dengan celana pendek tipis yang kupakai sekarang. Ujung jari kakinya bergerak di luar celana pendekku yang tipis ini. Sesaat kakinya menyentuh halus biji kemaluanku dan terus naik ke atas sampai ke batang penis dan kepala penisku. Kadang-kadang ditempelkannya seluruh telapak kakinya dan rasanya aku benar-benar terangsang hebat aibat ulahnya. Kupegang telapak kakinya dan kulebarkan jari jempolnya, kuselipkan batang kejantananku di antara jari jempol kakinya dan kujepitkan kejantananku naik turun.

“Heii…..apa-apaan neh”,tanya Dion. Aku diam saja sambil terus memijit Dion dengan lembut. Karena reaksi Dion tidak terlalu frontal, aku semakin berani. Kontolku yang masih terbungkus celana dalam tipis itu terus kugesek-gesekkan di kakinya. Wah.. rasanya benar-benar nikmat. Kuperhatikan Dion diam saja, tapi aku yakin dia pasti sangat horny juga. Karena aku takut air maniku cepat muncrat keluar, kuhentikan jepitan jari kakinya dan kuteruskan memijat. Pelan tetapi pasti, aku mulai memijat pahanya, karena dia juga memakai celana pendek maka dapat kurasakan kehalusan kulit pahanya yang putih dan lembut. Tanganku terus naik ke atas, ke pangkal dalam pahanya, bagian dalam pahanya kupijat pelan sambil sekali-kali kuraba. Dapat kurasakan sekali-kali Dion mengencangkan pahanya, aku yakin kontol Dionpun pasti lagi tegang. Kemudian aku pindah ke pantatnya, di sana kupijat dengan memutar-mutarkan telapak tanganku sambil menekan-nekan.

Kulihat Dion mulai menggigit bantal dan menggesek-gesekan badannya di ranjang. Karena aku tidak mau permainan ini cepat selesai, karena aku cepet ejakulasi maka aku memutuskan menurunkan libidoku sedikit. Tanganku mulai memijat pinggang dan punggung Dion. Gerakan tanganku biasa saja karena aku menginginkan libido Dion menurun sedikit. Ketika aku memijat bahu Dion, aku sengaja duduk menimpa pantatnya. Sekarang saatnya naik lagi, sambil memijat dan meraba lehernya, batang kejantananku kugesek-gesekan di bokongnya. Sekali-kali kumasukkan jari kelingkingku ke dalam kupingnya dan Dion menggelinjang kegelian. Aku semakin horny, dengan telungkup di atas tubuhnya kujilat-jilat leher dan belakang kupingnya. Dion mendesah-desah kegelian dan keenakan.

“Oke Dion.. sekarang pijat bagian depan,” kataku sambil membalikkan badannya yang telungkup.
“He eh..” jawab Dion terdengar lemas.
Setelah Dion terlentang, aku duduk di samping tubuhnya dan mulai memijat pahanya. Kupijat pelan-pelan bagian dalam pahanya, Dion memejamkan matanya dan begitu menikmatinya. Tanganku kunaikkan sedikit, tetapi tidak sampai menyentuh kemaluannya, aku ingin Dion benar-benar terbakar. Kemudian tanganku pindah ke perutnya, kaosnya kusibakkan sedikit. Sambil meraba-raba perutnya yang kencang dan putih, kusempatkan menggelitik pusarnya dengan jari kelingkingku. Nafas Dion terdengar menderu-deru dan dia mulai mendesah-desah keenakan.
“Aduh Om… geli sekali..,” katanya sambil membuka mata.
“Ngga apa-apa Dion, tahan sedikit dan nikmati saja.” kataku berusaha menenangkannya.

Posisi duduk kugeser ke samping kepalanya. Sambil tetap memijat dan meraba-raba perutnya.
Tanganku turun ke bawah, kurasakan kontol Dion juga telah tegang sekali. Aku elus-elus dari luar celana pendeknya. Dion melenguh dan menikmati helusan tanganku. Aku semakin berani. Kuselipkan tanganku ke balik celana pendeknya. Kudapati bulu-bulu jembutnya. Dengan hati hati kusentuh kontol Dion yang telah tegang dengan ujung jariku. Dion menggeliat sambil terus terpejam matanya. Karena tidak ada respon penolakan, aku jadi lebih berani bertindak jauh. Kupelorotkan celana dalamnya, lalu kupegang kontol Dion yang teracung keras itu. Aku kocok dan kuelus dengan lembut. Tubuh Dion bergetar menikmati kocokan tanganku pada kontolnya. Aku semakin bertindak jauh, kudekatkan mukaku dan mulutku ke kontolnya. Kulihat kontol itu berwarna kemerahan, dengan warna batang kuning kecoklatan bersih. Panjangnya sekitar 17 cm lebih. Cukup panjang juga untuk anak seumuran dia. Tapi ukurannya tidak terlalu besar dan kontol itu belum berurat. Dan jujur aku suka sekali dengan kontol yang lurus dan tidak terlalu besar seperti ini.

Lidah kujulurkan dan kusentuh kepala kontol Dion. Tubuh Dion terhenyak kaget merasakan sensasi dingin dari ujung lidahku. Mata Dion terbuka dan melihat ke arahku. Aku tersenyum dan mengangguk. “Mau diapain Om?”tanyanya polos. Kamu diam saja, nikati saja yah. Pokoknya enak kok”,rayuku. Dion terdiam, sehingga aku semakin berani lanjutkan aksiku. Kujulurkan lidahku dan kulingkari kepala kontolnya. Kujejali ujung kontol Dion, tepat di mulut lubang keluarnya kencing. Lalu kulumuri seluruh batang kontol itu, dan kulumat habis. Kukulum kepala kontol Dion, hingga seluruh batang masuk ke mulut dan menyentuh tengorokanku. Aku hampir tersedak, karena kontol itu begitu panjangnya. Ada kepuasaan saat ujung kontol itu menyentuh langit-langit tenggorokan dan menerobos masuk tenggorokanku. Badan Dion bergetar dan mulutnya mendesis-desis merasakan kuluman dan rasa hangat kuluman mulutku.

Lalu aku keluarkan kontol itu dan kumaju mundurkan mulutku. Sehingga Dionpun menggeliat geliat merasakan sensasi oral seks yang mungkin belum pernah dirasakannya. Sambil terus mengulum kontol Dion, aku berputar posisi. Kini kaki Dion tepat di atasku. Dan aku raih tangan Dion agar meraba dan memegang kontolku. Awalnya kurasakan tangan itu agak ogah melakukannya. Kubimbing tangan itu tetap di dalam calana dalamku. Kini kontolku ada dalam genggaman tangan Dion. Karena sudah tidak kuat menahan hasrat dan gejolak. Ku keluarkan penisku yang sudah semakin keras itu. Lalu perlahan kudekatkan ke wajah Dion. Bibirnya bergetar karena baru sekali ini melihat penis dan dari dekat sekali. Kubiarkan Dion memandang dan menikmatinya dari dekat. Biarlah kontolku tidak dihisapnya. Karena memang kurasa belum waktunya, bagi anak remaja yang baru mengalami permainan sejenis ini.
Mulutku terus menghisap dan mengulum kontolnya. Sesekali jari tanganku mempermainkan buah pelernya dan bergerak kebawah dan kuselipkan ke lipatan bongkahan pantatnya. Terasa bulu anusnya yang halus. Kupijat-pijat sambil kuraba-raba. Sekali kali kusentuh lubang anusnya. Dion mengelinjang kegelian dan keenakan. Batang kejantananku semakin kudekatkan ke wajahnya dan kugosok-gosokan di pipinya yang halus, mata Dion terpejam malu, tetapi aku yakin ia menikmatinya karena wajahnya memerah dan nafasnya menjadi sangat berat.
“Om… kepala Dion sakit, nyut-nyutan..,” katanya sambil membuka matanya yang terpejam tadi.
“Oke Dion… Om tuntaskan permainan ini ya..?” kataku melepaskan celana dalamnya total. Aku berubah posisi lagi, dan kii aku ada dihadapan Dion.

Kubuka pahanya lebar-lebar dan kakinya kuangkat dan kutaruh di bahuku. Kulihat kontolnya tegang teracung. Kontol itu basah mengkilap oleh ludahku. Pelan-pelan kujilat pahanya dan terus turun ke bagian dalam lipatan bawah kontolnya.
“Shhh… ah… geli Om…,” Dion menggelinjang. Kuangkat paha Dion, sehingga lubang anusnya tampak.
Kujilat-jilat sekitar lubang anusnya, dan sekitar selangkangannya.
“Ah… Om… Dion ngga tahan Om..,” Dion mulai meracau liar.
Sementara itu pinggulnya mulai bergoyang-goyang.
“Tahan Dion dan nikmati saja,” kataku.
Terus kujilat dan kuhisap kontolnya sambil jari telunjukku kutusuk sedikit-sedikit ke lubang anusnya, sementara tanganku yang satunya meremas-remas dada dan memilin-milin putingnya yang sudah keras.
“Aduh… ampun… Om… shhh… ahhh..,” suaranya serak.
“Om… Om.., enak… geli… ahhh… aduhhh..,” racaunya.

Kupikir sekaranglah saatnya untuk membuat Dion merasakan nikmatnya seks yang sesungguhnya. Kupercepat semua gerakanku menghisap dan mengulum kontolnya, semakin cepat dan cepat. Sambil pinggulnya kuangkat, jari telunjukku telah masuk ke lubang anusnya. Kulumuri dengan lelehan ludah di skrotumnya. Lalu kuganti dengan dua jari tangan. Setelah kurasakan Dion agak relaks, kukocok kontolku sambil kuarahkan ke lubang pantat itu. Dengan lumuran air liur dan ludah di kepala ontolku, aku yakin akan mempermudah masuknya kepala kontolku ke lubang anus Dion.
Dengan sedikit menekan pantatku, kepala kontolku masuk di lubang anus Dion. Kulihat Dion terhenyak merasakan benda asing masuk ke lubang pembuangannya. Aku tidak mau tergesa-gesa dan menimbulkan trauma sakit pada Dion. Maka kutahan gerakanku, dan kucabut lagi kepala ontolku. Lalu aku lumuri lagi dengan ludahku. Sambil mulutku terus melumat dan mengulum batang kontol yang panjang itu. Rupanya ada keuntungan dengan posisi seperti ini, ditunjang batang kontol Dion yang panjang. Sehingga aku bisa tetap mengulum kontolnya sementara kontolku menerobos lubang anusnya. Kucoba kesempatan kedua ini dengan lebih pelan agar Dion relaks. Kepala kontol itu masuk dan reaksi Dion tidak lagi seperti tadi. Aku bersabar diri agar Dion cukup relaks dan dinding anusnya bisa menerima desakan kontolku. Selang beberapa menit, kulusakkan secara perlahan batang kontolku ke lubang anus Dion. Tapi rupanya reaksinya sungguh hebat, ketika batang kontolku mulai masuk setengahnya dan melesak masuk di lubang anus Dion. Kurasakan kontol Dion di mulutku berkedut-kedut dan berdenyut denyut seolah akan memuncratkan sesuatu.

“Omm….Dion…Dioonn. mauu….Dion mauu.”kata katanya tidak sempat diselesaikan, tetapi sperma panas sudah melesak muncrat dan menyembur di mulutku. Satu semburan mengenai tenggorokanku dan kurasakan rasa getir campur asin. Saat itulah kontolku kelesakkan seluruhnya hingga batang kontolku amblas semuanya di lubang anus Dion. Rupanya Dion mencapai kenikmatan dan klimas yang luar biasa karena kontolnya hangat dalam kulumanku dan anusnya disodok oleh kontolku. Saat semprotan sperma itu muncrat, kuiringi dengan hentakan kontolku menusuk lubang anusnya. Sungguh kurasakan nikmat dan hangat saat kontolku dijepit jepit oleh anusnya yang berkontraksi karena spermanya terpompa keluar. Dua semprotan, anusnya berkedut. Tiga semprotan, dinding anusnya berkontraksi. Empat semprotan rasa hangat kurasakan di dinding anusnya. Lima semburan, hingga sembilan semburan diiringi hentakan badan Dion membuatku juga merasakan sensasi luar biasa oleh lubang sempit anus Dion ini.

Karena takut akan efek sensitif setelah seorang cowok mencapai ejakulasi, maka kucabut kontolku dari lubang anusnya. Mungkin bisa kucoba lain kali saja untuk menyodomi anus Dion dengan hajaran dan hentakan yang lebih hebat, sambil aku ejakulasi di dalam. Untuk kali ini, biar aku selesaikan ejakulasiku dengan onani di depan muka Dion. Saat kucabut kontolku, kurasakan Dion terhenyak dan kaget. Lalu kuarahkan kontolku tepat dimuka Dion. Kukocok kocok kontolku dengan pijatan dan remasan agar cepat keluar. Hingga akhirnya kurasakan desakan dari dalam magma spermaku yang akan muncrat. Crottt…spermaku muncrat dan mengenai pipi Dion. Crottt…semburan kedua mengenai bibir dan hidungnya. Crtoottt…semburan sprmaku yang ketiga mengenai dahi dan kelopak matanya. Crottt..semburan ke empat dan kelima agak melemah, dan spermaku hanya mengalir saja dan jatuh di leher Dion.

Kemudian aku merasakan sendi sendiku melemas. Aku merebahkan diri di sebalah Dion yang juga kulihat kelelahan. Sesaat kubelai belai tangannya, dan kuusap spermaku yang memenuhi mukanya. Sperma itu mulai meleleh dan aku ambil kaos singletku untuk melapnya. Sambil kubersihkan sperma itu, kucium kening dan bibir Dion. Dan Dion memandangiku dengan penuh tanda tanya. Setelah kubersihkan sisa-sisa spemaku di muka Dion, aku keluar dari kamarnya, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak ada komentar: